Sunday, March 27, 2016

Transisi Demografi



Transisi Demografi di Indonesia dan Nigeria: Sebuah Perbandingan






Selama 50 tahun terakhir, negara-negara berkembang mengalami transisi demografi dari angka kematian dan kelahiran yang tinggi menuju kematian dan kelahiran yang rendah. Gofrey McNicoll dalam artikelnya yang berjudul ‘Achievers and Laggards in Demographic Transition: A Comparison of Indonesia and Nigeria’, mencoba untuk menganalisis perbandingan transisi demografi yang terjadi di Indonesia dan Nigeria. Kedua negara ini dianggap layak untuk disandingkan karena beberapa kesamaan sekaligus kontras yang diperlihatkan. Indonesia dan Nigeria adalah  dua negara yang sama-sama padat, memiliki sumberdaya yang relatif kaya dan secara kultural beragam. Kedua negara ini mengalami gelombang politik dan gerakan separatis pada awal tahun-tahun kemerdekaan; serta memiliki sejarah pemerintahan yang otoriter dalam sejarah mereka sebagai negara merdeka, hingga bentuknya yang terakhir ini dengan demokrasinya.
Nigeria dan Indonesia sama-sama negara yang relatif baru dalam mengalami penurunan fertilitas. Setengah abad yang lalu, Indonesia dan Nigeria berada pada tingkat perkembangan yang sama, keduanya memiliki tingkat fertilitas dan mortalitas yang sama-sama tinggi. Transisi demografi di kedua negara ini juga relatif kontras: ketika Indonesia memiliki angka harapan hidup mendekati 70 tahun dan fertilitas yang relatif kecil (2 kelahiran per satu perempuan), angka harapan hidup di Nigeria masih dibawah 50 tahun dan fertilitasnya di atas 5.
Profil ekonomi dan demografi kedua negara ini menunjukan perbedaan yang sangat tajam. Indonesia mengikuti pertumbuhan model Asia Timur yang ditandai dengan penurunan kemiskinan yang progresif, sementara itu Nigeria relatif stagnan. Dari tahun 1970, Indonesia melakukan ekpansi pertanian dan industri sampai di akhir 1990-an; di Nigeria kedua sektor ini mengalami stagnasi akibat meningkatnya dominasi pendapatan di sektor minyak dan gas. Indonesia membuat beberapa upaya dalam menurunkan kemiskinan, Nigeria hampir sama sekali tidak.
Dalam konteks transisi demografi, Nicoll menunjukan bahwa ada beberapa hal yang bisa menjelaskan perbedaan yang terjadi diantara kedua negara ini. Pemerintahan, pilihan kebijakan, warisan sumberdaya dan kelembagaan serta kondisi-kondisi eksternal merupakan beberapa aspek yang disoroti. Nicoll berargumen bahwa perbedaan warisan kelembagaan menjadi bagian penting yang menghambat penurunan fertilitas di Nigeria yang ini bisa diatasi di Indonesia. Selanjutnya, akan dilihat lebih dekat perbedaan ini, baik dalam aspek ekonomi dan demografi, perbedaan dalam pengelolaan dan pilihan kebijakan, perbedaaan warisan sumberdaya, kelembagaan dan kondisi eksternal. 



Memahami Terminologi Transisi Demografi

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘transisi demografi’? Sejarah menunjukan bahwa transisi demografi merupakan salah satu proses penting yang berpengaruh pada kehidupan manusia sejak 500 tahun yang lalu. Terminologi 'transisi demografi' (demographic transition) dengan mengacu pada Lee dan Reher (2011) dapat didefinisikan sebagai perubahan sirkuler pada fertilitas dan mortalitas yang tinggi ke tingkat fertilitas dan mortalitas yang rendah atau relatif stabil.  Transisi ditandai dengan mortalitas yang menurun pada awalnya, kemudian diikuti dengan penurunan fertilitas pada beberapa dekade setelahnya yang memicu perubahan pada tingkat pertumbuhan, ukuran dan usia populasi yang berlanjut selama beberapa dekade.
Tidak ada negara yang menyelesaikan proses transisi demografi. Proses transisi demograsi secara umum berbeda-beda. Transisi merupakan sebuah fenomena global yang memiliki tahapan berbeda. Mengidentifikasi transisi dalam sebuah lintasan perubahan memungkinkan kita untuk memahami dengan lebih jelas konteks perubahan yang terjadi di berbagai negara. Transisi demografi akan membawa manfaat bagi masyarakat tetapi sebagian juga tidak memberikan manfaat. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh masyarakat kita pada saat ini merupakan konsekuensi langsung dan tidak langsung dari transisi demografi. Kembali dijelaskan oleh Lee dan Reher (2011) bahwa dari sudut pandang demografi, proses transisi setidaknya bisa memunculkan empat perubahan pada masyarakat seperti dapat dicermati berikut ini:


Gambar 1. Perubahan akibat transisi demografi

Pertama, penurunan fertilitas dalam jangka waktu yang panjang akan menyebabkan perubahan dalam struktur usia populasi. Perubahan ini akan berdampak pada masyarakat yang relatif lebih muda dan meningkatnya populasi usia kerja, melahirkan apa yang kemudian disebut dengan bonus demografi (demographic dividend). Selanjutnya, meskipun fertilitas yang rendah akan menurunkan pertumbuhan populasi usia kerja, tetapi akan meningkatkan struktur usia tua dan tingkat ketergantungan. Proses penuaan ini menjadi dampak yang paling penting dari adanya transisi demografi karena memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas bagi masyarakat. Kedua, penurunan fertilitas yang diiringi dengan peningkatan harapan hidup akan berdampak langsung pada kelompok kekerabatan: ukuran jejaring kekerabatan yang dimiliki seseorang akan semakin menyusut, berkurang keluasannya dan akan semakin menciptakan jarak generasi. Bercermin pada usia distribusi populasi, sebelum terjadi transisi demografi, jejaring kekerabatan yang relatif jauh dan condong ke bawah (sepupu, paman, bibi) memainkan peran yang penting dalam keluarga. Setelah fertilitas dan mortalitas menurun, ukuran keluarga menurun, jumlah kekerabatan lateral menurun secara substantif, orang tua, kakek nenek bahkan buyut menjadi semakin penting dalam keluarga. Ketiga, peningkatan efisiensi reproduksi mendorong peningkatan kebebasan waktu bagi seorang ibu untuk merawat dan membesarkan anak-anak. Perubahan dalam kehidupan perempuan ini berdampak pada perempuan dan perannya dalam keluarga, berdampak pada anak-anak dan berdampak juga pada pria. Keempat, secara substantif hidup yang lebih panjang akan meningkatkan nilai investasi dari modal manusia dan meningkatkan jangka waktu yang bisa dinikmati oleh generasi tua dimana pasokan tenaga kerja menurun ketika banyak yang memasuki masa pensiun.



(Dwi Wulan Pujiriyani/SPD 2015) 

McNicoll, Geoffrey. "Achievers and Laggards in Demographic Transition: A Comparison of Indonesia and Nigeria". Dalam Lee, Ronald D dan Reher, David S. (ed). 2011. Demographic Transition and Its Consequences. A Supplement to Vol 37. USA: Wiley-Blackwell.







 


  

No comments:

Post a Comment

Pemuda dan Pertanian

Pemuda dan Pertanian di Malawi Blessing Chinsinga dan Michael Chasukwa. 2012. ‘Youth, Agriculture and Land Grabs in Malawi’. IDS...