Friday, December 18, 2015

Pemuda dan Pertanian



Pemuda dan Pertanian di Malawi

Blessing Chinsinga dan Michael Chasukwa. 2012. ‘Youth, Agriculture and Land Grabs in Malawi’. IDS Buletin. Volume 43, Number 6 November 2012, hal 66-77.

Tulisan ini mengkaji keterikatan orang-orang muda pada sektor agri-pangan di Malawi berkaitan dengan dua kebijakan yang dinamakan Farm Input Subsidi programme (FISP) dan Green Belt Initiative (GBI). Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif (life history interview dan Focus Group Discussion). Penelitian didasarkan pada fieldwork yang dilakukan di dua wilayah di sebelah tenggara Malawi, yaitu Zomba dan Mangochi. Fieldwork dilakukan secara kualitatif dengan FGD dan interview dengan orang-orang muda, serta Kementerian Pertanian Irigasi dan Pembangunan Perairan. Dalam konteks Malawi, orang muda merupakan komponen penting karena jumlah mereka melebihi setengah dari jumlah total populasi (13,1 juta). Begitu pun dengan pertanian yang menjadi sumber penghidupan utama di Malawi. Sekitar 84% penduduk Malawi menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian yang juga berkontribusi sekitar 90% dari total jumlah ekspor nasional, 39% GDP, dan 85% serapan tenaga kerja.

                                                           http://developmentdiaries.com



Hasil penelitian menunjukan bahwa pertanian diimajekan secara negatif oleh orang muda. Sebagian besar orang muda menggambarkan pertanian sebagai pekerjaan yang kotor dan rendah (dirty work and demeaning). Pertanian tidak akan memberikan manfaat dan keuntungan. Sementara pertanian merupakan sumber penghidupan yang utama di Malawi, orang-orang muda yang merupakan kelompok dominan secara struktur demografi di negeri ini, ternyata tidak sepenuhnya terikat dengan sektor ini. Program FISP maupun GBI, keduanya tidak menunjukan keterlibatan orang-orang muda secara signifikan. Pertanian hanya menjadi semacam strategi bertahan sementara. Bagi orang-orang muda ini, ada 3 cara yang kemudian dilakukan untuk mencapai cita-cita atau impian mereka yaitu: bermigrasi ke kota untuk mendapat pekerjaan, memulai berbisnis, dan bermigrasi ke Afrika Selatan.


 http://ictupdate.cta.int

Visi 'good life' atau kehidupan yang baik bagi orang muda tidak akan bisa diperoleh jika mereka menghabiskan waktu dan menginvestasikan energi di sektor pertanian. Bekerja di sektor pertanian tidak hanya berhadapan dengan banyak tantangan tetapi juga penuh ketidakpastian. Beberapa faktor yang dianggap menghambat kesejahteraan di sektor pertanian yaitu: terbatasnya lahan, terbatasnya akses pada input-input pertanian, kurangnya pasar yang baik, dan terbatasnya dukungan-dukungan yang lain. Tanah adalah tantangan besar bagi orang muda karena hanya mereka yang lebih tua atau yang sudah tua yang bisa memiliki tanahnya sendiri untuk diolah dan bukan orang-orang muda yang masih menjadi bagian dari keluarga mereka. Orang muda juga termarjinalisasikan dalam akses terhadap berbagai input pertanian karena mereka bukan termasuk dalam kelompok sasaran dari berbagai program pemerintah.
Orang-orang muda ini juga tidak tertarik dengan pertanian karena beranggapan bahwa pertanian adalah domainnya orang-orang tua (the domain of the elderly). Mereka berpikir bahwa untuk menjadi orang muda yang dinamis mereka harus cepat kaya dan ini sangat mustahil mereka capai jika bekerja di sektor pertanian. Ini hanya bisa mereka lakukan di sektor-sektor non pertanian yang lebih menguntungkan. Kondisi yang terjadi di Malawi ini disebut sebagai 'a missed opportunity', sebuah kesempatan yang hilang. Orang muda ini seharusnya menjadi masa depan sektor pertanian yang menggantikan populasi petani yang sudah semakin menua. Kekuatan orang muda di sektor pertanian, terletak pada energi, kapasitas dan kemampuan untuk memproduksi ide-ide dan inovasi.
-Dwi Wulan Pujiriyani- 




No comments:

Post a Comment

Pemuda dan Pertanian

Pemuda dan Pertanian di Malawi Blessing Chinsinga dan Michael Chasukwa. 2012. ‘Youth, Agriculture and Land Grabs in Malawi’. IDS...