Tuesday, February 16, 2016

Krisis Lahan Pertanian



Krisis Lahan Pertanian di Indonesia





Secara umum, negara-negara yang berhasil mengurangi tingkat kekurangan pangan  dicirikan oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat dan khususnya peningkatan yang tinggi pada sektor pertaniannya (Syahyuti, 2006: 124). Dalam konteks inilah, pertanian menjadi pilar penting sebagai basis menuju proses industrialisasi. Industrialisasi tidak seharusnya menyingkirkan sektor pertanian dan petaninya yang seringkali dinilai lamban dalam mengikuti perkembangan dan tidak menjadi investasi yang menguntungkan. Ekonomi berbasis pertanian tetap menjadi pilihan yang ideal untuk mempertahankan keberlanjutan pangan dibandingkan ekonomi ekstraktif yang berbasis pengerukan sumberdaya alam yang tentunya pada suatu periode akan habis dan tidak bisa tergantikan kembali, bahkan meninggalkan ongkos pemulihan ekologis yang sangat tinggi. Pertanian pula yang menjadi penopang penting untuk ketahanan pangan.
Sebagaimana disinggung Siregar (2015), ketahanan pangan merupakan salah satu dari 3 unsur penentu ketahanan ekonomi selain ketahanan finansial dan ketahanan energi. Dalam konteks inilah, pangan menjadi penting, termasuk sektor pertanian yang juga harus menjadi mainstream dalam pembangunan desa dan pembangunan nasional. Ketahanan pangan bisa didefinisikan secara beragam. Ketahanan pangan dapat diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan yang cukup dari segi jumlah maupun mutunya, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan dikatakan bukan semata masalah produksi melainkan juga akses terhadap bahan pangan yakni masalah ketersediaan dan harga yang terjangkau selain soal ada atau tidaknya keswasembadaan pangan di tingkat komunitas. Ketahanan pangan juga dapat didefinisikan sebagai...”the availability of adequate supplies at a global and national level, at the other end, the concern is with adequate nutrition and well being”. Aspek distribusi dan ketersediaan menjadi dua hal yang harus diperhatikan (Syahyuti, 2006:121).
Berkaitan dengan ketahanan pangan, sebagaimana disampaikan Krisnamurti (2008:13), Indonesia mengalami krisis sumberdaya lahan yang ditandai dengan beberapa hal diantaranya: lahan kritis yang semakin luas, turunnya kualitas jalan (pertanian), konversi lahan pertanian (yang lebih cepat daripada pertambahan lahan pertanian baru), lahan per petani yang (semakin) sempit, akumulasi penguasaan lahan pada sedikit pihak, keterbatasan lahan vs kebutuhan pangan, dan reforma agraria yang belum berjalan. Apriantono (2008:11) mencatat bahwa hingga tahun 2025 dibutuhkan 4,7 juta lahan bukaan baru untuk memproduksi bahan pangan baik untuk keperluan ketahanan pangan nasional maupun ekspor. Untuk menjamin produksi beras hingga tahun 2025, Badan Litbang Pertanian telah menghitung kebutuhan perluasan areal sawah yaitu sekitar 1,4 juta ha, sedangkan untuk kedelai sekitar 2 juta ha. Berdasarkan laju pertumbuhan produksi (luas areal dan produktivitas) serta kebutuhan dan ekspor ke depan (2025) diperlukan perluasan areal tanam jagung sekitar 1,3 juta ha. Dalam hal inilah dimunculkan 4 strategi yang dimungkinkan untuk dilakukan yaitu: 1)Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan eksisting (lahan pertanian yang ada saat ini) agar lebih produktif dan lestari baik secara kuantitas (luasan) maupun kualitas (kesuburan/produktifitas); 2)Perluasan areal pertanian baru atau ekstensifikasi dengan beberapa upaya seperti ekstensifikasi dengan memanfaatkan lahan potensial;  3)Percepatan penyiapan pelaksanaan kebijakan dan regulasi/kelembagaan seperti 'REFORMA AGRARIA' untuk percepatan perluasan areal pertanian, pemberdayaan masyarakat pedesaan, pengesahan dan implementasi RUU PLPPB untuk melindungi lahan pertanian pangan; 4)Kebijakan energi nasional melalui pengembangan bioenergi dalam negeri.



Daftar Pustaka

Apriantono, Anton. "Kebijakan dan Strategi Pengembangan Lahan Pertanian untuk Keberlanjutan Pangan dan Pengambangan Bioenergi". Prosiding Semiloka Nasional 22-23 Desember 2008. Dalam Tarigan, Suria Dharma, dkk. 2009. Strategi Penanganan Krisis Sumberdaya Lahan untuk Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi. Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, p.9-12.
Siregar, Hermanto. 2015. "Penguatan Ekonomi Daerah, Pengarusutamaan Pertanian: Solusi Menghadapi Dinamika Global". Materi Kuliah Umum Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, 31 Agustus 2015.
Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting Dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian: Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori, dan Indikator serta Variabel. Jakarta: Bina Rena Pariwara.




 


Pemuda dan Pertanian

Pemuda dan Pertanian di Malawi Blessing Chinsinga dan Michael Chasukwa. 2012. ‘Youth, Agriculture and Land Grabs in Malawi’. IDS...